PRARANCANGAN PABRIK
ACRYLONITRILE
DARI ETHYLENE
CYANOHYDRINE
Acrylonitrile
dengan nama lain vinyl cyanide adalah bahan intermediate
yang banyak digunakan dalam industri acrylic fiber, ABS (Acrylonitrile
Butadiene Styrene), resin, karet sintetis, plastik, poli elektrolit dan
sintetik organik lainnya.
Acrylonitrile
merupakan salah satu senyawa vinyl. Pada tahun 1853 Ch. Moureu, seorang ahli
kimia dari Perancis menemukan acrylonitrile untuk pertama kalinya, pembuatannya
yaitu melalui dehidrasi acrylamide atau ethylene cyanohydrin dengan menggunakan
phosphorus pentoxide (Kirk & Othmer, 1984).
Melalui berbagai
perkembangan pemikiran dan teknologi, saat ini terdapat beberapa proses
pembuatan acrylonitrile secara komersial, yaitu:
1.
Dari
propylene dan amoniak
Proses ini dikenal
dengan proses Sohio, yaitu oksidasi propylene dan amoniak dengan menggunakan
udara secara katalitik yang dikenal dengan amoksidasi.
Reaksi yang terjadi :
CH2CHCH3 +
NH3 + 3/2 O2 à CH2CHCN + 3
H2O
Proses ini menggunakan katalisator
molybdenum oxide.
2.
Asetilen
dan asam sianida
Proses ini menggunakan
katalisator cuprous chloride (Cu2Cl3) pada kondisi
operasi 80 – 90oC dan tekanan atmosferis 1,4 – 4,4 psig.
Perbandingan mol C2H2 dan HCN masuk reaktor berkisar
antara 6 : 1 sampai 15 : 1 mendapat yield 85 – 90% HCN.
Reaksi yang terjadi :
C2H2 +
HCN à CH2CHCN
3.
Propylene
dan nitric acid
Proses ini menggunakan
katalisator AgO dengan kondisi operasi tekanan atmosferis dan suhu 450 – 550oC, mendapat
yield 33% atas dasar C3H6. Proses ini disebut dengan nitrozation dengan reaksi : 4 CH2CHCH3 +
6 NO à 4 CH2CHCN +
6 H2O + N2
4.
Ethylene
cyanohydrine
Proses ini menggunakan
katalisator Alumina pada kondisi operasi 350-450oC dan mendapat
yield 90%.
Reaksi yang
terjadi adalah dehidrasi
CH2OHCH2CN à CH2CHCN + H2O
Proses dehidrasi
dari ethylene cyanohydrine:
Bahan
baku yang digunakan adalah ethylene cyanohydrine. Umpan segar dari produsen
dialirkan dengan pompa menuju tangki penyimpan, kemudian dialirkan dengan pompa
menuju vaporizer untuk diuapkan. Campuran uap dan cairan hasil vaporizer masuk
ke separator untuk selanjutnya cairan dari separator direcycle ke vaporizer.
Campuran
gas diumpankan ke dalam reaktor. Didalam reaktor terjadi reaksi dehidrasi
ethylene cyanohydrine menjadi acrylonitrile dan air, campuran gas yang keluar
dari reaktor kemudian didinginkan dalam cooler, hasil dari cooler diumpankan ke
condenser untuk diembunkan. Hasil embunan
dari condenser kemudian diumpankan ke decanter untuk memisahkan airnya. Hasil bawah decanter
yang banyak mengandung air dialirkan ke UPL, sedangkan hasil atas diumpankan ke
menara distilasi untuk dimurnikan.
Hasil
atas dimasukkan ke dalam condenser sehingga diperoleh campuran cair jenuh yang
terdiri dari acrylonitrile dan air. Cairan ini sebagian dimasukkan ke puncak
menara distilasi sebagai refluk dan
sebagian dipompa ke cooler untuk diturunkan suhunya, kemudian disimpan ke dalam
tangki sebagai produk acrylonitrile. Hasil bawah MD dimasukkan ke reboiler. Uap
yang keluar dari reboiler dimasukkan ke dalam MD, sedangkan cairan yang terdiri
dari acrylonitrile, air dan ethylene cyanohydrine dialirkan ke UPL.