PRARANCANGAN
PABRIK ISOBUTIL AKRILAT
DARI
ASAM AKRILAT DAN ISOBUTANOL
Isobutil akrilat merupakan
bahan baku pembuatan emulsi dan larutan
polimer. Emulsi polimer dari akrilat
banyak digunakan dalam industri kulit, tekstil dan kertas serta untuk pembuatan
cat, pengkilat lantai dan bahan-bahan perekat (adhesives). Hasil polimerisasi dari isobutil akrilat ini memiliki
sifat fisis yang bervariasi dengan mengontrol ratio monomer yang digunakan.
Sifat dari hasil polimerisasi ini pada umumnya mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap bahan-bahan kimia dan terhadap lingkungan, sangat jernih dan kuat (Kirk
& Othmer, 1982).
Ada
dua cara pembuatan isobutil akrilat,
yaitu proses Reppe dan proses esterifikasi.
1.
Proses
Reppe
Proses ini ditemukan
oleh Walter Reppe dengan mereaksikan nikel karbonil dengan asetilen dan alkohol
untuk menghasilkan isobutil akrilat pada
suhu dan tekanan
tinggi. Reaksi ini membutuhkan rasio nikel karbonil dan asetilen secara
stoikiometris.
Reaksi
berdasarkan basis stoikiometri sebagai berikut:
4 C2H2
+ 4 C4H9OH + 2 H+ + Ni(CO)4 à 4 CH2=CHCOOC4H9
+ Ni+2 + H2
Nikel
karbonil memiliki sifat sangat toxic sehingga
penggunaannya harus dibatasi (Kirk and Othmer, 1982).
2.
Proses
Esterfikasi
Persamaan reaksi
esterifikasi asam akrilat dan isobutanol dalam Fessenden & Fessenden (1997)
adalah sebagai berikut:
C2H3COOH + i-C4H9OH --H2SO4-- > C2H3COOC4H9
+ H2O
Proses pembuatan isobutil akrilat dilakukan
melalui reaksi esterifikasi asam akrilat dan isobutanol dengan katalisator asam
sulfat. Proses pembuatan isobutil akrilat ini meliputi tiga tahapan, yaitu:
tahap persiapan bahan baku, tahap esterifikasi dan tahap pemisahan produk.
Umpan segar berupa serta
asam akrilat dicampur dengan recycle hasil
atas menara distilasi berupa air, isobutanol dan isobutil akrilat di dalam tangki pencampur. Sebelum dipompa ke reactor
campuran dipanaskan terlebih dahulu di heater.
Asam sulfat sebagai katalis dipompakan dari tangki penyimpan, selanjutnya
diumpankan ke dalam reaktor.
Di dalam reaktor
terjadi reaksi antara isobutanol dan asam akrilat yang menghasilkan isobutil
akrilat dengan bantuan katalis asam sulfat. Reaksi yang terjadi yang terjadi
merupakan reaksi fase cair dan eksotermis. Reaktor yang digunakan berupa reaktor
alir tangki berpengaduk (RATB). Untuk mempertahankan suhu, reaktor dilengkapi
dengan pendingin berupa koil yang dialiri air untuk menjaga suhu reaksi tetap.
Cairan yang keluar dari
reaktor dialirkan
ke
dalam tangki netraliser untuk menetralkan asam sulfat dan sisa asam akrilat.
Proses netralisasi dilakukan dengan penambahan natrium hidroksida. Larutan dari netraliser kemudian dialirkan ke
dalam dekanter untuk memisahkan fase organik yang mengandung isobutil akrilat
akrilat, isobutanol dan sedikit air serta fase anorganik yang mengandung air
beserta garam-garam (natrium akrilat dan natrium sulfat), isobutanol serta isobutil
akrilat yang ikut larut dalam air.
Hasil atas dekanter
yang berupafase organik dipanaskan di heater,
kemudian diumpankan ke dalam menara distilasi untuk dimurnikan. Hasil bawah dekanter
yang berupa fase anorganik dialirkan ke unit pengolahan limbah (UPL) untuk
diolah lebih lanjut.
Umpan menara distilasi dipisahkan
sehingga diperoleh produk isobutil akrilat kemurnian tinggi dengan impurities berupa isobutanol sebagai
hasil bawah dan hasil atas berupa isobutanol, sedikit isobutil akrilat dan air.
Hasil bawah menara distilasi sebelum masuk ke tangki penyimpanan didinginkan
terlebih dahulu di cooler sedang hasil atas menara distilasi yang
terdiri atas isobutanol, isobutil akrilat dan air di alirkan ke tangki pencampur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar